Ketika menyusuri ujung kesabaran, lekam datang menggenggam bara, membakar kelopak mata yang terus terurai, aku dan Niko saling berpandangan"bebe, kita sedang tertawa ketika belukar kemarahan membelit bukan?". Rasa sakit yang teramat pedih kurasakan ketika aku merasakan lilitannya berakhir dijantungku "bebe, kamu yang mengatakan kita harus menyusurinya, tapi kamu tidak mengingatkanku akan belukar kemarahan penebar bara". Aku harus melonggarkan lilitannya, namun bagaimana bisa? Pelajaranku saja belum cukup apalagi menebas batang belukar? Mataku berkaca sendu dan bertanya hanya pada jantungku, apakah kamu mampu mengantarku ke ujung kesabaran walau belukar ini merobekmu ? Niko masih memandangku ketika aku sudah menundukkan wajahku, kelopak mata yang terus berurai semakin lekam digenggam bara, aku berpikir......aku berpikir.....(cuplikan ini aku tulis tgl 26 February 2012, saat itu yg aku rasa adalah sesak nafas, nafas yang begitu tersendat, baru tgl 28 February 2012 aku menemui dokter Heri, srhingga aku tau bukan paru paruku yang bermasalah tapi jantungku yang lemah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar