Ingin menulis lirik atau phoem yang sedih dan mellow, tapi kenapa sulit ya ? Padahal keadaan sakit hati, menderita itu ada disekitar kita, ga taulah, rasanya bikin hilang nafas saja, seperti tulisanku ini :
"memunguti remah cinta yang terserak diatas lantai kayu, begitulah dia mencukupi hasrat yang semakin hari semakin kerontang, apa itu cukup tanyaku, dia hanya mendongak lalu terus memunguti sisa remah cinta yang tercecer, tidak cukup aku pikir! Sementara kekasihnya lahap memakan cinta yang utuh darinya, cinta yang disajikan diatas piring porselen bergambar mawar merah muda, merekah seindah cinta yang dengan tulus diberikan pada kekasihnya. Hei, lady! Apa itu cukup?!! Raut wajahnya memucat, kerongkongannya tersedak remah cinta terakhir hari itu. Tidak nona, ini tidak cukup, tapi aku hidup dari cintanya, habis naluri mengibaku nona, aku hanya menikmati sisa terakhir, tidakkah kau lihat nona ? Tubuhku memudar. Ya, tubuhnya memudar, sehingga aku dapat melihat jantung hatinya yang semakin lemah memompa hidup, ya, aku melihat wajah kekasihnya didasar hati wanita ini, hanya wajah kekasihnya yang tidak pudar, remah cinta itu mengkilat membingkai wajah laki laki yang dicintainya, tubuhnya semakin memudar. Lady! Apa yang terjadi? Lady....! Wanita itu hilang begitu saja! Kuhampiri dia, laki laki itu masih menikmati bagian utuh diatas piring porselen bergambar mawar merah muda. Wajahnya tiba tiba muram buram suram bagai piring kotor yang berkerak. Hei man! Wanitamu hilang! Haaaahhhh, hilang ? Pekiknya seperti derik pintu usang. Hilang ? My Lady hilang ? Lalu siapa yang akan menyuguhkan cinta yang utuh diatas piring porselen ini ? Nona, aku bisa mati tanpa cintanya, nonaaaa, mengapa baru kusadari jika dia begitu berarti, bagaimana dia hilang nona ? Katakan! Dia memudar....memudar ? Apa aku akan memudar juga nona ? Aku ingin memudar, menghilang untuk menemukannya nona. Mengapa baru kusadari artinya bagiku? Aku hanya terdiam bingung, tubuhnya tidak memudar, tubuhnya menjadi pekat dan sangat pekat sehingga jangankan jantung hatinya, wajahnyapun tak dapat kutatap lagi. Ah!!!! Laki laki!!!! Begitu sulitkah memahami cinta?"
Seindah apa aku memilih kata untuk tulisan diatas, rasanya tetap muram buram suram bagai piring kotor yang berkerak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar